LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN IV
UJI NYALA
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah :
- Melakukan
uji logam menggunakan nyala api
- Membedakan
logam satu dengan logam yang lain berdasarkan warna yang dipancarkan
masing-masing logam
B. KAJIAN TEORI
Uji nyala digunakan
untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil
pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk warna nyala
unsur – unsur logam alkali dan alkali tanah, uji nyala merupakan cara yang
paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa.
Untuk logam-logam lain, biasanya ada metode mudah lainnya yang lebih dapat
dipercaya – meski demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat
seperti metode mana yang akan dipakai.
C.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
- Alat :
- Kawat
nichrome
- Pembakar
Busen
- Bahan :
- HCl pekat
- Senyawa NaCl, KCl, CaCl2, SrCl2, BaCl2,
D. PROSEDUR KERJA
- Bersihkan
sebuah kawat nichrome dengan mencelupkannya ke dalam HCl pekat dan
kemudian panaskan pada Bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat tidak
menimbulkan warna pada nyala api Bunsen.
- Jika kawat
telah bersih, basahi kembali dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam
sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada beberapa bubuk padatan
yang menempel pada kawat tersebut. Setelah itu pasang kembali kawat pada
nyala Bunsen.
E.
HASIL PENGAMATAN.
Garam
|
Unsur yang diamati
|
Warna nyala
|
NaCl
|
Na
|
Kuning keemasan
|
KCl
|
K
|
pink
|
CaCl2(s)
|
Ca
|
orange-merah
|
SrCl2(s).6H2O
|
Sr
|
merah
|
BaCl2(s)
|
Ba
|
hijau pucat
|
MgCl2(s)
|
Mg
|
|
F.
PEMBAHASAN
Barium adalah logam
putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi
dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidriksida. Barium
melebur pada 710°C. Pada uji kering (pewarnaan nyala) , garam – garam barium
bila dipanaskan pada nyala Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan),
memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium,
kecuali kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah
logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium melebur pada 771°C. sifat –
sifatnya serupa dengan barium senyawa – senyawa stronsium yang mudah menguap,
terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen
yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam
putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845°C. Ia terserang oleh oksigen
atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa – senyawa kalsium
yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen.
Natrium adalah logam
putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5°C. natrium teroksidasi dengan cepat
dalam udara lembab,maka harus dismpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta
atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan
nyala) nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium.
Kalium adalah logam
putih –perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5°C. ia tetap tak berubah
dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi
tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat,
sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
Bila suatu atom atau
molekul diberikan suatu energi berupa energi panas, listrik, radiasi dan
sebagainya maka atom- atom tersebut akan tereksitasi, teroksidasi ataupun
tereduksi tergantung dari seberapa besar energi yang diberikan kepada atom-atom
tersebut. Tereksitasi adalah proses bagaimana inti elektron, atom, ion atau
molekul memperoleh energi yang dapat menaikkannya ke keadaan yang lebih tinggi.
Dalam hal ini elektron dalam atom tersebut tidak terlepas dari atom tersebut
ataupun berkurang dari atom tersebut melainkan hanya berpindah dari keadaan
yang dasar ke keadaan yang lebih tinggi lain halnya dengan dengan proses
oksidasi atau reduksi pada keadaan ini elektron dari suatu atom akan mengalami
pengurangan atau penambahan. Pada keadaan oksidasi yaitu penambahan bilangan
oksidasi, elektron dari suatu atom akan bertambah senyawa yang mengalami
oksidasi disebut oksidasi disebut reduktor yang menyebabkan zat lain mengalami
reduksi sedangkan ia sendiri mengalami oksidasi. Begitupun sebaliknya, pada
keadaan reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi, atau pengurangan elektron
dari suatu atom; senyawa yang mengalami reduksi disebut oksidator yang
menyebabkan zat lain terokdidasi sedangkan ia sendiri mengalami reduksi. Perlu
diketahui jika dalam suati reaksi kimia terjadi oksidasi maka akan terjadi pula
reduksi. Untuk mengeksitasi suatu atom dibutuhkan energi panas atau nyala api
yang besar, setiap atom memiliki suhu yang berbeda untuk mengalami eksitasi.
Untuk logam–logam alkali tanah (Na) dan beberapa logam lainnya suhu yang
digunakan berkisar (1770-4050°C).
Asal-usul
warna nyala
Suatu unsur memiliki
ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya untuk logam-logam
golongan alkali dan golongan alkali tanah yang memberikan warna-warna yang khas
bila dibakar karena salah satu hal yang mempengaruhi adalah konfigurasi
atom-atom tersebut sebab setiap atom memiliki konfigurasi yang berbeda-beda
serta karakteristik atau sifat-sifat khas dari golongan tersebut. Ion dengan
konfigurasi gas mulia (kulit luar terdiri dari 18 elektron) atau konfigurasi
”18 + 2” tidak mempunyai peralihan electron pada daerah energi cahaya, sehingga
larutannya tidak berwarna. Seperti ion logam alkali dan alkali tanah. Pemisahan
medan kristal tingkat energi tinggi d, menghasilkan perbedaan energi (Z) yang
berhubungan dengan warna ion kompleks. Kenaikan sebuah electron dari tingkat
energi rendah ke tingkat energi tinggi menyebabkan penyerapan komponen cahaya
putih dan cahaya yang di lewatkan berwarna.
Warna nyala
dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat dalam
senyawa. Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak tereksitasi
memiliki struktur 1s22s22p6. Jika dipanaskan,
elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong
manapun pada level yang lebih tinggi – sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s
atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang
diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang
elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak stabil
dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level
dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus. Sebuah elektron
yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7 misalnya,
bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan
sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi,
elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat
sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing
perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan
sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai
akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna
akan dihasilkan. Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna
individual. Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi
dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang
berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna
nyala yang berbeda pula.
- Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida?
Asam klorida (HCl) :
- Dalam
percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl
dapat melarutkan pengotor-pengotornya /zat pengganggu yang mungkin
menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap
dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
- pembakaran
HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu
warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati.
- HCl
digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel
dalam kawat nikrom.
- Mengapa digunakan garam-garam kloridanya?
Karena ketika
dibakar, garam-garam klorida ini mampu mengeluarkan warna yang spesifik.
- Kenapa suatu unsur ketika dilakukan uji nyala bisa menghasilkan warna
nyala tertentu (khas)?
Pada dasarnya,
apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan
unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari
unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan
tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak
stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang
diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal
ini dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap
radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
A. Teori Dasar
A.1 Definisi Alkali
Logam alkali adalah unsur- unsur
golongan IA (kecuali hidrogen), yaitu litium, natrium, kalium, rubidium,
sesium, dan fransium. Kata alkali berasal dari bahas Arab yang berarti abu. Air
abu bersifat basa. Oleh karena logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat
yang larut air, maka disebut logam alkali. Kecenderungan sifat logam alakali
sangatlah beraturan. Dari atas ke bawah, jari-jari atom, dan massa jenis
(rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih berkurang.
Sementara itu energi pengionan
dan keelektronegatifan berkurang. Logam alkali merupakan golongan logam yang
paling reaktif. Kereaktifan meningkat dari ats ke bawah (dari litium ke
fransium). Hampir semua senyawa logam alkali bersifat ionic dan mudah larut
dalam air.
Unsur-unsur Golongan ALKALI ( I
A)
Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi Elektron
·
Litium Li 3 1s2 2s1
·
Natrium Na 11 [Ne] 3s1
·
Kalium K 19 [Ar] 4s1
·
Rubidium Rb 37 [Kr] 5s1
·
Sesium Cs 55 [Xe] 6s1
·
Fransium Fr 87 [Rn] 7s1
Sifat-sifat logam
alkali secara umum:
1) Unsur logam sangat aktif
2) Meripakan Reduktor kuat
3) Bersifat Basa
4) Mengkolat,lunak,dapat ditempa yang artinya cara
pembuatannya atau pengolahannya
dengan dipukul-pukul ( besi )
untuk dibuat perkakas seperti pisau
5) Dibandingkan dengan golongan lain titik lelehnya sangat rendah
6) Suhu lebur diatas suhu kamar
7) Pada suhu kamar berupa zat padat
8) Dalam satu golongan dari atas kebawah,titik
didih,titik lebur,kereaktifannya bertambah
Keberadaaan logam ALKALI
Logam alkali ditemukan dibumi
dalam bentuk senyawa seperti senyawa NaCl dan KCl yang ditemukan pada air laut.
Selain itu logam ALKALI seperti Na dan K juga ditemukan di kulit bumi sebagai
natron,kriolit,albit,silvit,karnalait, dan feldspar. Adapun logam0logam seperti
Li,Cs, dan Rb terdapat dalam mineral fosfat trifilit, dan pada mineral silikat
lepidolit dapat ditemukan Litium yang bercampur dengan Alumunium.
Reaksi Logam-logam ALKALI diantaranya:
1) Bereaksi dengan Clor membentuk
senyawa klorida yang stabil, 2L (s) + Cl2 (g) menjadi 2LCl (s) + Energi
2) Bereaksi dengan Air dan
membebaskan banyak energi. Reaksinya dengan Air makin kebawah makin kuat (
sifatnya semakin aktif ) sehingga logam ALKALI, biasanya disimpan dalam minyak
tanah dan minyak parafin. Di alam tidak tredapat dalam keadaan bebas.
3) Dapat bereaksi dengan O2
membentuk Oksida,Peroksida atau Superoksida 4Li (s) + O2 (g) menjadi 2Li2O (s)
(Oksida biasa) 2Na (s) + O2 (g) menjadi Na2O2 (s) (Peroksida) K (s) + O2 (g)
menjadi KO2 (s) (Superoksida)
4) Dengan Hidrogen membentuk
Hidrida 2L (s) + H2 (g) menjadi 2LH (s)
5) Dengan Nitrogen, hanya Li yang dapat bereaksi 6Li
(s) + N2 (s) manjadi 2Li3N (s)
6) Reaksi logam ALKALI dan Halogen 2L (s) + X2 manjadi
2LX
7) Reaksi logam ALKALI dan belerang 2L (s) + S (g)
menjadi L2S (s)
Pembuatan logam ALKALI
Reaksi pembuatan
logam alkali dari senyawanya merupakan reaksi reduksi. Logam-logam alkali dapat
diperoleh dari elektrolisis leburan garam-garamnya.
Kegunaan Logam ALKALI
a) NaCl, garam dapur ( garam meja
);pengawet makanan ; bahab baku pembuatan NaOH,Na2CO3,logam Na dan gas klorin
b) Na2CO3, soda cuci ; pelunak kesadahan air ; zat
pembersih peralatan rumah tangga ; pembuat gelas ; industri kertas ; sabun ;
deterjen ; minuman botol.
c) NaHCO3,soda kue ; campuran pada minuman dalam botol
agar menghasilkan CO2 ; bahan pemadam api ; obat-obatan ; bahan pembuat kue ;
sebagai larutan penyangga.
d) NaOCl,zat pengelantang untuk kain.
e) NaNO3,pupuk ; bahan pembuatan senyawa nitrat yang
lain.
f) Na2SO4,garam glauber atau garam inggris ; obat
pencahar ; zat pengering
untuk senyawa
organik.
g) KBr digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif)
; pembuat plat fotografi
h) KIO3 untuk campuran garam dapur
i) K2Cr2O7 digunakan sebagai zat pengoksidasi
A.2 Definisi Alkali
Tanah.
Logam alkali tanah terdiri dari 6
unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu
: Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium
(Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti
logam.
Disebut alkali karena mempunyai
sifat alkali atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena
oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak
bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk
menggambarkan kelompok unsur golongan II A. Berbeda dengan golongan IA,
golongan IIA banyak yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA
umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut
logam alkali tanah (alkaline earth
metal).
Di logam alkali tanah berilium ke
barium jari-jari atom bertamabh besar, sehingga energy ionisasi serta
keelektronegatifan berkurang. Akibat, kecenderungan untuk melepas electron
membentuk senyawa ion makin besar.
A.3 Reaksi Nyala Logam
Alkali dan Alkali Tanah
Salah satu cirri khas
dari suatu unsru ialah spectrum emisinya. Unsur yang tereksitasi, karena
pemanasan ataupun karena sebab lainnya, memancarkan radiasi elektromagnetik
yang disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya
dengfan warna tertentu, akan tetapi sesunggunya spectrum itu terdiri atas
beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsure. Karena
keunikan, spectrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsure.
Unsur- unsure logam
dapat dieksitasikan dengan memanaskan/membakar senyawanya apada nyala api,
mislanya pada pembakar Bunsen atau pembakar spiritus. Akan lebih baik jika yang
digunakan garam klorida karena relatif lebih mudah menguap.
Warna Nyala
Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah
UNSUR
|
WARNA NYALA
|
UNSUR
|
WARNA NYALA
|
Litium
|
Merah
|
Berilium
|
Putih
|
Natrium
|
Kuning
|
Magnesium
|
Putih
|
Kalium
|
Ungu
|
Kalsium
|
Jingga-Merah
|
Rubidium
|
Merah
|
Stronsium
|
Merah
|
Sesium
|
Biru
|
Barium
|
Hijau
|
A.4 Pengertian
Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Barium adalah logam putih perak,
dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan
air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidriksida. Barium melebur
pada 710°C. pada uji kering (pewarnaan nyala) , garam – garam barium bila
dipanaskan pada nyala Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi
warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali
kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum harus dibasahi asam klorida pekat
sebelum dielupkan ke dalam zat itu. Sulfat mula-mula direduksi, lalu sibasahi
asmklorida pekat, dan dimasukkan kembali ke dalam nyala.
Stronsium adalah logam
putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Stronsium melebur pada 771°C. sifat –
sifatnya serupa dengan barium senyawa – senyawa stronsium yang mudah menguap,
terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen
yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak,
yang agak lunak. Ia melebur pada 845°C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan
udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium
hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa – senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen.
Kalium adala logam putih –perak
yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5°C. ia tetap tak berubah dalam udara
kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup
dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
2K+ + 2H20 2K+ + 2OH- + H2
Kalium biasanya disimpan dalam
pelarut nafta. Garam – garam kalium mengandung kation monovalen K+.
Garam-garam ini biasanya larut dalam membentuk larutan yang tak berwarna,
kecuali bila anionnya berwarna.pada uji kering (pewarnaan nyala)
senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala Bunsen yang tak
cemerlang menjadi ungu. Nyala kuning yang dihasilkan oleh natriun dalam jumlah
sedikit, mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui
dua lapisan kaca kobalt yang warna biru, sinar-sinar natrium yang kuning akan
diserap sehingga nyala kalium yang lembayung kemerahan jadi terlihat. Larutan
tawas krom (310 ℓ-1) setebal 3 cm, juga merupakan penyaring yang
baik.
Natrium adalah logam putih-perak
yang lunak, melebur pada 97,5°C. natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara
lembab,maka harus dismpann terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena.
Logam ini bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala
Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Warna ini tak terlihat bila di pandang melalui dua lapisan lempeng kaca kobalt
yang biru. Garam natrium dalam jumlah sedikit sekali memberi hasil posotif pada
uji ini, dan hanya warna natrium terdapat dalam jumlah yang berarti (Setiono,
1990)
Telah diketahui bersama bahwa
akan dihasilkan warna jika suatu campuran yang mengandung logam diuapkan dalam
nyala api. Seperti pada percobaan pembakaran garam Na dengan nyala
Bunsen akan dihasilkan nyala kuning, pembakaran garam Ca akan menghasilkan
nyala api merah bata dan pembakaran garam Ba akan menghasilkan nyala api hijau.
Warna nyala api dari setiap unsur tersebut memiliki panjang gelombang tertentu
B. Alat dan Bahan
B.1 Alat
·
Plat Tetes
·
Jarum Ose
·
Gelas Kimia 100 mL
·
Pembakar Spirtus
B.2 Bahan
·
BaCl2
·
SrCl2
·
NaCl
·
MgCl2
·
KCl
C. Langkah/ Prosedur Kerja
1.
Jarum ose dibersihkan dan dicelupkan kedalam HCl pekat kemudian dibakr hingga
bersh
2.
Zat yang akan diuji nyalanya ditempelkan pada ose dan dicelupkan ke dalam
sedikit HCl
3.
Bakar di atas api pembakar
4.
Warna yang yang muncul, diamati dan dicatat dalam table pengamatan
D. Hasil Pengamatan
D.1 Tugas Pra
Praktikum
SOAL
Carilah warna nyala yang diberikan oleh unsur alkali
dan alkali tanah!
JAWAB
UNSUR
|
WARNA NYALA
|
UNSUR
|
WARNA NYALA
|
Litium
|
Merah
|
Berilium
|
Putih
|
Natrium
|
Kuning
|
Magnesium
|
Putih
|
Kalium
|
Ungu
|
Kalsium
|
Jingga-Merah
|
Rubidium
|
Merah
|
Stronsium
|
Merah
|
Sesium
|
Biru
|
Barium
|
Hijau
|
D.2 Tabel Pengamatan
SENYAWA
|
WARNA
|
SrCl2
|
Merah
|
BaCl2
|
Putih
|
KCl
|
Ungu
|
MgCl2
|
Putih
|
CaCl2
|
Merah
|
E. Pembahasan
Dari hasil percobaan pembakaran
SrCl2 menghasilnya warna merah, BaCl2 menghasilkan warna
putih pada pembakaran, pada percobaan ini tidak membuktikan bahwa Barium
menghasilkan warna nyala hijau. Hal ini disebabkan karena kurang ketelitian
dalam penglihatan penguji dan pada saat penguji melakukan percobaan adanya
gangguan dari api yang dihasilkan oleh spirtus menjadikan warna nyala pada
unsure barium tidak maksimal.
KCl menghasilkan warna ungu,
kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam – garam kalium mengandung
kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dalam membentuk
larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.pada uji kering
(pewarnaan nyala) senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala
Bunsen yang tak cemerlang menjadi ungu. MgCl2 menghasilkan warna
putih pada pembakaran dan CaCl2 menghasilkan warna merah pada
percobaan, pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa – senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen. Warna nyala
api dari setiap unsur tersebut memiliki panjang gelombang tertentu.
F.
Kesimpulan
·
Uji nyala dilakukan dengan mengsterilkan jarum ose mengunakan HCl lalu Ba, Sr,
K, Mg, Ca dibakar diatas spirtus dan nantinya akan menghasilkan warna
masing-masing.
·
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah memberikan warna yang berbeda –beda hal ini
disebabkan karena perbedaan panjang gelombang setiap unsur.
· Pada uji nyala, unsur Barium memberikan nyala
api hijau, unsur Kalium memberikan nyala api ungu, unsur Stronsium memberikan
nyala api merah, unsure Magnesium memberikan nyala api putih, unsur Kalsium
memberikan nyala api merah.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga